Mataram. Kamis (20/07). Didampingi Wakil Direktur Pelayanan bersama Jajaran dan Dokter penanggung Jawab, Direktur RSUD Provinsi meresmikan unit HD 2 (Hemodialisis) Instalasi Dialisis RSUD Provinsi NTB, yang saat inimenempati Gedung ex IGD samping Gedung Ongkologi terpadu.
Sebagaimana telah diketahui Hemodialisis adalah prosedur pembersihan darah dari limbah-limbah hasil metabolisme tubuh dengan menggunakan alat yang disebut dengan hemodialyzer. Secara singkat pengertian hemodialisa yaitu cuci darah.
Diresmikannya HD 2 menjadi langkah pengembangan akibat meningkatnya terus jumlah pasien CKD/ gagal ginjal kronis yang melakukan terapi pengganti fungsi ginjal dengan Hemodialisa. Dengan dibukanya unit HD 2 saat ini RSUD PROVINSI NTB melayani Hd dengan 47 mesin untuk 2023 totalnya 55mesin Hd.
Menurut dr. Nunuk yang merupakan sapaan dr. Amanukarti, SpPD-KGH yang merupakan dokter penanggung jawab HD, supervisor HD dan sebagai ketua tim CAPD, mengutarakan bahwa dengan adanya penambahan mesin ini diharapkan dengan bertambahnya jumlah mesin bukan berarti semakin banyak yang sakit ginjal, namun semakin banyak pasien Gagal ginjal Yang bisa survive: kualitas hidupnya lebih baik dengan Dialisis.
“Dr Jack sangat bersungguh-sungguh dalam mengakomodasi pemetaan kebutuhan/pengembangan pelayanan kesehatan terutama di bidang penyakit ginjal,
Seperti halnya dalam pengembangan ruang dialisis (ada hemodialisis atau cuci darah dan sekarang sedang dikembangkan pelayanan cuci darah mandiri dengan CAPD) dengan harapan pembukaan pelayanan cangkok ginjal pun akan menjadi mimpi dan dengan tujuan niat baik akan terlaksana paling tidak 2-3 tahun kedepan”. Tuturnya.
Dr. Nunuk mengatakan bahwa dengan adanya penambahan ruangan dan juga mesin cuci darah akan menampung kebutuhan pasien gagal ginjal berat yang membutuhkan terapi pengganti ginjal dengan cuci darah yang diketahui bahwa semakin hari, bulan jumah pasien yang datang dengan kondisi gagal ginjal semakin banyak
Dalam kesempatan yang sama Direktur RSUD Provinsi NTB dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes., MH. dalam sambutan nya mengatakan bahwa Ia berkomitmen bersama manajemen untuk terus memberikan dukungan penuh pada instalasi dialisis agar kasus-kasus yang ada bisa segera terelimilir dan tertangani dengan baik.
“Untuk kedepannya berbagai pengembangan layanan dan inovasi terus digenjot termasuk CAPD yang telah sukses dilaksanakan di Rumah Sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat oleh Dr. Hj. Amanukarti Resi Oetomo, SpPD-KGH, FINASIM dan saya sebagai direktur akan selalu mensuport dan melengkapi apapun yang dibutuhkan hemodialisa ini agar kasus-kasus tersebut bisa diselesaikan. Karena sesungguhnya gagal ginjal ini banyak sekali terjadi”. Ungkapnya.
Tentunya harapan dari pihak RSUD Provinsi NTB dengan bertambahnya jumlah mesin bukan berarti semakin banyak yang sakit ginjal, namun semakin banyak pasien Gagal ginjal Yang bisa survive: kualitas hidupnya lebih baik dengan Dialisis. Kedepannya RSUD PROVINSI NTB akan mengembangkan Uroneprology terpadu sehingga tranplantasi ginjal juga dapat dilakukan di NTB.
Dr. Jack mengatakan dan berharap semoga Tim hemodialisa bisa berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan agar bisa difasilitasi terutama yang berada di puskesmas karena kita tidak ingin kasus ini menjadi besar karena tahun 2022 mencapai 17 ribu dan tidak menutup kemungkinan tahun 2023 akan meningkat kasusnya.
“Saya bersyukur karena NTB mempunyai dokter Nunuk yang satu-satunya konsultan untuk penyakit ginjal, saya berharap nanti rekan-rekan dari RSUD Provinsi terus sekolah agar bisa mengikuti jejak dr Dr. Hj. Amanukarti Resi Oetomo, SpPD-KGH, FINASIM”. Tutupnya.